Learning to Live Together

KB - TK Islam Annajah Depok | Sekolah Anggota UNESCO ASPnet

.

“Bahwa karakter, perilaku dan kejujuran adalah landasan untuk membangun
Indonesia yang kuat dan makmur, bukan sekedar angka-angka akademik
yang tertera di buku-buku raport sekolah”
– Prof. Komarudin Hidayat (2017)

Kami mengamati dan menemukan bahwa kondisi bangsa Indonesia yang mudah terpecah oleh isu-isu negatif sehingga berpotensi untuk merobek ikatan persatuan dan kesatuan negara yang menanungi kita semua, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan nilai-nilai moral yang dahulu sangat diagungkan oleh para alim ulama kita, para pendiri negara kita yang  terdahulu, seperti sikap saling menghormati, rasa tanggung jawab, dan peduli terhadap sesama manusia, kini mulai perlahan-lahan luntur.

Para pendidik di negara ini pun sepakat bahwa salah satu usaha dalam memperkokoh nilai-nilai moral di kalangan pendidik dan peserta didik adalah dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah kunci yang sangat vital di dalam membentuk kepribadian anak, hanya saja tantangannya adalah bagaimana pendidikan karakter dilaksanakan secara taat asas oleh sekolah dan dapat memberikan dampak yang nyata (Kemdikbud, 2017).

Berkaitan dengan pendidikan karakter, kami diundang untuk mengikuti pelatihan program Learning to Life Together dari Arigatou International, sebuah NGO yang bekerja sama dengan UNESCO dan UNICEF, memiliki 4 nilai kunci yang diemban yaitu: saling menghormati, rasa tanggung jawab, peduli dan rekonsiliasi (KNIU, 2016). Learning to Life Together sendiri adalah salah satu dari empat pilar pendidikan dari UNESCO. Pilar ini merupakan respon terhadap gelombang perpecahan yang semakin merajalela belakangan ini. Kenyataan tersebut berkaitan dengan sifat egoisme yang mengarah pada chauvinisme pada peserta didik sehingga mempereratkan rasa saling menghormati, peduli dan bekerja dengan  orang lain (Novalianti, 2012).

Pentingnya untuk mengembangkan program Learning to Life Together untuk level PAUD didasari karena usia dini adalah masa emas dimana terjadi pembentukan pondasi dan perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual. Karakter mereka akan terpola dari hasil belajar dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, lingkungan sekitar yang positif akan membentuk karakter yang positif pula (Nurhayati, 2016).  

Senada dengan hal di atas, Wibowo (2012) menyatakan bahwa usia dini merupakan saat penentuan kesuksesan dan keberhasilan seseorang. Oleh karena itu, pendidik dan orangtua seharusnya dapat memanfaatkan masa emas tersebut dalam menempa pendidikan karakter yang baik bagi anak.

Kami melakukan implementasi dari pelatihan program Learning to Life Together tersebut dengan beberapa modifikasi yang kami sesuaikan dengan usia peserta didik kami. Ada 10 modul yang dapat diterapkan ke anak usia dini yaitu:

  1. Railah Bintang (Lesson 1)
  2. Perkusi (Lesson 3)
  3. Bisakah Kita Bergaul/ Menyatakan Pendapat (Lesson 4 Dan 4b)
  4. Kapal Nabi Nuh (Lesson 8)
  5. Aku Dan Kamu Sama/Hak Dan Tanggung Jawab (Lesson 7)
  6. Menggambar Binatang Kesukaan (Lesson 10)
  7. Bermain Peran `(Lesson 11 A)
  8. Aku Merasa Sedih (Rekonsiliasi Berjalan)
  9. Paralon Air (Lesson 13)
  10. Rel Bola (Lesson 13)

Modul asli dapat di unduh di sini

Rel Bola (Lesson 13)

Menggambar Binatang Kesukaan (Lesson 10)

Paralon Air (Lesson 13)

Selain menerapkan kepada peserta didik, kami juga melakukan pelatihan kepada orang tua peserta didik bersama guru-guru kami saat parenting.

Demikian informasi implementasi program pelatihan Learning To Live Together di KB-TK Islam Annajah. Program ini telah menjadi bagian pendidikan dalam rangka untuk mewujudkan salah satu motto kami yaitu Berakhlak Mulia.

Referensi:

  1. Hidayat, K. (2017). Ini Kunci Denmark Menjadi Salah Satu Negara Termakmur Dunia. <http://www.netralnews.com:82/news/opini/read/46873/ini.kunci.denmark.menjadi.salah.satu.negara.termakmur.dunia>. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017
  2. Kemdikbud (2017). Cerdas Berkarakter. <http://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/>. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017
  3. KNIU (2016). Arigatou International. <http://kniu.kemdikbud.go.id/associated-school-project-network -aspnet-2/arigatou-international/>. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017.
  4. Novalianti, W. (2012). Implementasi Pendekatan Empat Pilar Pendidikan UNESCO pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas X di MAN Rejosari Madiun (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
  5. Nurhayati, Y. (2016). Pembentukan Karakter Anak dalam Keluarga. <https://bdkpadang.kemenag.go.id/ index.php?option=com_content&view=article&id=613:pembentukan-karakter-anak-dalam-keluarga&catid=41:top-headlines&Itemid=158>. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017.